the end of galau dan moody

awalnya, dan sebenar-benarnya, ini adalah kesalahan saya. saya malas dan melewatkan kesempatan waktu yang sudah diberikan. lantas kemalsana dan penundaan ini menjadi terus-menerus, semacam kebiasaan. sampai saya sendiri akhirnya malu untuk menemui dosen, pada beberapa kesempatan bahkan demikian enggan untuk bertemu teman di jurusan..

bagimana awal kemalasan dan penundaan saya yang kebanguetan sekali itu terjadi, adalah ketika pada semester enam saya melanggar titah mbah saya. saya menyepakati ta'aruf seseorang. lantas kemudian tak jadi, lantas galau, lantas kuliah terbengkalai. padahal sudah teken kontrak TA dengan indofood. lantas saya mengalihkan kegalauan saya dengan mencari uang dengan bekerja sambilan. lantas datang lagi lelaki lain, lantas gagal lagi, lantas galau lagi. lantas hendak dijodohkan paksa, lantas galau lagi. lantas adek saya yang masa puber berulah, ini dan itu. dan lantaran orang tua saya tidak berada di samping anak-anaknya. dan wali kami hanya embah yang sudah sedemikian tua. lantas sayalah yang harus mengatasi masalah-masalahnya. lantas tibalah ketika mbah saya yang punggungnya saja sudah demikian bungkuk berulah. sengketa terkait tanah ibu yang dijualnya. lantas ibu saya yang gantian berulah. lantas. ah! sedemikian banyak alasan tentang ke-moody-an saya. tapi yang jelas, mood tidak mood. harusnya saya tetap move on, tidak seharusnya pengaliahan kegalauan saya menyetop aktifitas dan prestasi saya. galau itu tidak berguna! harus diberi tenggang waktu. tidak terasa saya sudah menyia-nyiakan waktu 2 tahun TA saya. seberapapun masalah yang ada di lab. harusnya saya tetap jalan. seberapa mengesalkanya para tikus itu, harusnya saya tetap melakukan percobaan lagi dan lagi.

menyesal tak pernah di awal. hah! galau boleh, kerja tetap. beberapa waktu yang lalu bahkan sempat mimpiin dosen wali, dosen pembimbing, dan pak frans, juga bu reni dari indofood T_T berat badan juga sampek turun di angka 38. dan bodohnya, bukanya bergerak dan mengatasi masalah. saya malah mencari pengalihan dengan mengurung diri di kos. sampai H-5. ya Allah...selamatkan saya... sampek mikir, hidupku kok kayak ngak ada artinya buat orang lain yah, gak manfaat, makin hari makin buruk , berkutat pada kesalahan yang sama lagi dan lagi, apa sebaiknya aq ngak usah hidup lagi aja. >o< what??!

kalaupu nati dituntut, saya beneran pasrah, solanya saya emang salah. lebih baik tidur dengan tenang di penjara daripada tidur di ranjang kosan tapi ngak tenang. lauk ikan asin dipenjara lebih nikmat daripada lauk bebek hitam tapi dikejar rasa berdosa terus-terusan. eh, jangan! nanti ibu saya bisa kena stroke. kuliah say kan amanah yang lain dari orang tua.. ah, sudahlah, yang jelas jangan tiru saya kawan. jangan sia-siakan waktumu, jangan tunda-tunda urusanmu. nanti menyesal dua belas kayak saya. sampek malu banget sama bu reni yang sudah baek banget sama saya... ya ALLAH...... benar-benar biadab saya yang menyia-nyiakan kepercayaan mereka ini.

0 komentar:

Posting Komentar