the end of galau dan moody

0 komentar
awalnya, dan sebenar-benarnya, ini adalah kesalahan saya. saya malas dan melewatkan kesempatan waktu yang sudah diberikan. lantas kemalsana dan penundaan ini menjadi terus-menerus, semacam kebiasaan. sampai saya sendiri akhirnya malu untuk menemui dosen, pada beberapa kesempatan bahkan demikian enggan untuk bertemu teman di jurusan..

bagimana awal kemalasan dan penundaan saya yang kebanguetan sekali itu terjadi, adalah ketika pada semester enam saya melanggar titah mbah saya. saya menyepakati ta'aruf seseorang. lantas kemudian tak jadi, lantas galau, lantas kuliah terbengkalai. padahal sudah teken kontrak TA dengan indofood. lantas saya mengalihkan kegalauan saya dengan mencari uang dengan bekerja sambilan. lantas datang lagi lelaki lain, lantas gagal lagi, lantas galau lagi. lantas hendak dijodohkan paksa, lantas galau lagi. lantas adek saya yang masa puber berulah, ini dan itu. dan lantaran orang tua saya tidak berada di samping anak-anaknya. dan wali kami hanya embah yang sudah sedemikian tua. lantas sayalah yang harus mengatasi masalah-masalahnya. lantas tibalah ketika mbah saya yang punggungnya saja sudah demikian bungkuk berulah. sengketa terkait tanah ibu yang dijualnya. lantas ibu saya yang gantian berulah. lantas. ah! sedemikian banyak alasan tentang ke-moody-an saya. tapi yang jelas, mood tidak mood. harusnya saya tetap move on, tidak seharusnya pengaliahan kegalauan saya menyetop aktifitas dan prestasi saya. galau itu tidak berguna! harus diberi tenggang waktu. tidak terasa saya sudah menyia-nyiakan waktu 2 tahun TA saya. seberapapun masalah yang ada di lab. harusnya saya tetap jalan. seberapa mengesalkanya para tikus itu, harusnya saya tetap melakukan percobaan lagi dan lagi.

menyesal tak pernah di awal. hah! galau boleh, kerja tetap. beberapa waktu yang lalu bahkan sempat mimpiin dosen wali, dosen pembimbing, dan pak frans, juga bu reni dari indofood T_T berat badan juga sampek turun di angka 38. dan bodohnya, bukanya bergerak dan mengatasi masalah. saya malah mencari pengalihan dengan mengurung diri di kos. sampai H-5. ya Allah...selamatkan saya... sampek mikir, hidupku kok kayak ngak ada artinya buat orang lain yah, gak manfaat, makin hari makin buruk , berkutat pada kesalahan yang sama lagi dan lagi, apa sebaiknya aq ngak usah hidup lagi aja. >o< what??!

kalaupu nati dituntut, saya beneran pasrah, solanya saya emang salah. lebih baik tidur dengan tenang di penjara daripada tidur di ranjang kosan tapi ngak tenang. lauk ikan asin dipenjara lebih nikmat daripada lauk bebek hitam tapi dikejar rasa berdosa terus-terusan. eh, jangan! nanti ibu saya bisa kena stroke. kuliah say kan amanah yang lain dari orang tua.. ah, sudahlah, yang jelas jangan tiru saya kawan. jangan sia-siakan waktumu, jangan tunda-tunda urusanmu. nanti menyesal dua belas kayak saya. sampek malu banget sama bu reni yang sudah baek banget sama saya... ya ALLAH...... benar-benar biadab saya yang menyia-nyiakan kepercayaan mereka ini.

karena lelaki lebih suka tertipu

0 komentar
sedikit memang, tulisan ini dibuat untuk menghilangkan bias bahwa hanya wanita saja yang suka ditipu dengan proses penggombalan.

nyatanya, lelakipun juga sama. mereka lebih suka tertipu.

alkisah tersebutlah seseorang dengan inisial U yang memiliki seorang adik lelaki dengan inisial A. si A ini termasuk lady's boy. alias tipe cowok yang setia pada 1000 wanita. meski jauh dilubuk hatinya tersimpan sebuah kisah tentang kasih pertamanya yang tak sampai. si A ini nampaknya merasa sayang jika ada cewek kiclong yang lewat begitu saja dalam hidupnya.

suatu ketika si U yang notabene adalah kakak si A menemukan sebuah foto cewek di HP si A. dan dimulailah diskusi ini.

U: sopo dul?
A: nyapo to, pengen ngerti ae.
U: rapopo kan.
A: koncoku.
U: konco opo konco...
A: melu2 ae.
U: hobimu kok oplasan tok seh

A: ben toh, sing penting lak ayu.

 sejenak, U bingung dengan si A. adek semata wayangnya ini. sudah tau ditipu. eh, masih juga disenangi.
teman, ketika anda terkesima bentuk kerudung dia yang mirip sanggul, dan membayangkan betapa panjang indah terburai rambut yang ada dibalik kerudung itu. saya hanya tertawa.

kenapa, karena biasanya, wanita berkerudung dengan rambut panjang yang asli akan malas mengikat rambutnya tinggi2 ketika berkerudung. bentuk ikatan rambut yang seperti itu, selain dilarang dalam hadist Rasulullah(menyerupai punuk unta), juga membuat beban di kepala semakin berat. :D biasanya, gundukan yang tampak mirip rambut disanggul, dibalik kerudung itu hanyalah kain, dari dalaman kerudung si wanita.

ketika lelaki demikian terpesona dengan kulit muka perempuan yang putih mulus, saya hanya tertawa. karena jika kulit muka dan kulit kelopak mata wanita tersebut tidak sama. ketika anda melihatnya tanpa kerudung. yang tampak adalah wajah bertopeng putih. karena kulit leher dan tubuh si perempuan tampak berbeda dengan kulit wajahnya yang menjadi putih akibat obat kimia. lucu jadinya.

ketika anda demikian tersepona dengan perempuan berbau wangi dan baju modis setiap saat. saya hanya tertawa. kenapa?. karena perempuan yang lebih sibuk merawat tubuhnya itu jelas memiliki alokasi waktu yang lebih sedikit untuk menata kamarnya, menambah pengetahuan2 dasarnya seperti dengan membaca, memasak ataupun berolahraga. atau melatih kemandirian secara finansial. di kehidupan nyata, akan sangat merepotkan ketika istri anda boros berbelanja pakaian dan kosmetik. rumah berantakan, anak-anak kurang gizi dan sakit-sakitan akibat konsumsi makanan yang kurang bergizi. tapi tentu saja, akan ada kesenangan karena dia tampak cantik hampir setiap waktu, kecuali ketika masker tebal itu dipakainya ditempat tidur.

aigo,,, jadi teman, kata siapa cuma prempuan yang suka tertipu dengan rayuan gombal. kalian, lelakipun. sama saja bukan, mudah terayu dengan penampilan.

50:50. :D. pesan saya untuk kalian para lelaki agar tidak tertipu kecantikan fisik saja, terutama si A " yang cantik itu belum tentu baik, tapi yang baik lama-kelamaan akan tampak semakin cantik". dan pesan saya untuk diri saya sendiri beserta kaum wanita lainya agar tidak tertipu rayuan gombal, "yang menyenangkan itu belum tentu baik, tapi yang baik itu akan membawa akhir yang menyenangkan"

when we hate our parent

0 komentar


Tak ada gading yang tak retak, tak ada orang yang sempurna, begitupun dengan kita dan orang tua kita. Kita dan mereka sama-sama tak sempurna. Dua individu yang dipertemukan oleh taqdir Tuhan, dan digariskan untuk saling mencintai, dan na’asnya tak selalu selaras dalam caranya mengungkapkan cinta. :D mengakui atau tidak, cinta anak kepada orang tuanya, dan cinta orang tua kepada anaknya adalah sesuatu yang fitrah, wajar, normal, dan sudah seharusnya ada.

namun jalanya cinta antara dua kubu ini pada beberapa kasus menjadi tak selaras karena berbagai perbedaan yang dimiliki, yang berasosiasi dengan berbagai misskomunikasi.
Tulisan ini tidak akan membahas perbedaan dan cara komunikasi yang baik kepada ortu maupun anak. Hanya sebuah wacana yang saya harap dapar menjadi pemicu kelembutan hati diantara keduanya. Agar dapat mencari solusi kere-aktif demi tercapainya hubungan yang harmonis.


Teman, mungkin orang tua kita tak sempurna. Mereka mungkin memiliki masa lalu yang tak secerah dan segemilang orang tua teman kita, mereka mungkin tidak punya waktu kebersamaan dengan ita sebanyak orang tua normal lainya, mereka mungkin tidak se-prestisius ortu teman kita, mereka mungkin memiliki pemikiran-pemikiran kolot dan tidak realistis menurut logika kita, ataupun memiliki jalan hidup yang demikian rumit yang membuat kita di-judge oleh masyarakat sebagai –the low life of society-. Tapi terlepas dari itu semua, tak ada orang tua yang TIDAK MENGAHARAPKAN KEBAIKAN ANAKNYA, doa mereka terus mengalir mengisi kesuksesan-kesuksesan yang kita capai.

Terlepas dari betapa sakitnya pukulan yang mereka berikan saat menghukum kita, hal itu masih tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit yang sudah terakumulasi selama mereka membesarkan kita.

Terlepas dari betapa sakit hati kita mendengar makian mereka, hal itu masih tidak ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit yang harus ditanggung ketika ibu kita melahirkan. Itulah kenapa ketika seseorang bertanya kepada rasulullah ‘saya telah menggendong ibu saya selama haji dan umroh, sudahkah kebikan saya ini membalas kebaikan ibu saya’, rasulullah menjawabnya belum.
Ketidak setujuan mereka terhadap berbagai keputusan yang kita ambil adalah bukti bahwa mereka masih peduli dan mencemaskan kita. Kelak, ketika kita telah diamanahi tugas yang sama sebagai orang tua, kita baru akan memahaminya dengan lebih jelas dan konkrit, tentang apa yang orang tua kita rasakan selama perkembangan anak-anaknya. Tapi tentu saja, tak ada yang bisa memastikan bahwa ketika saat itu datang, kita masih punya kesempatan untuk membalas budi terhadap mereka di dunia ini. Jadi teman, berbuat baiklah pada mereka selama masih ada kesempatan.. sebelum hanya doa-doamu saja yang bisa membahagiakan mereka sebagai amal jariyah yang tak terputus oleh ajal
Lagian teman, kebaikan kita pada mereka, kesabaran kita menghadapi sikap childish mereka, pengabdian kita kepada mereka semasa mereka renta dan menua. Setitikpun tak akan sia-sia, selain berbuah pahala, biasanya karakter ini akan ditiru oleh anak-anak kita… 

tak inginkah kawan memiliki pahala dari amalan yang disebut-sebut sebagai salah satu amalan yang utama bersanding dengan jihad ini?. atau, tak inginkah kawan nanti diperlakukan dengan baik oleh anak-anak kawan kelak nantinya ketika kawan sudah udzur, pikun, lemah, childish dan menyebalkan sekali.

;D, sejenak jadi takut sendiri, kalau anak saya entar bertipe-tipe rebel dan suka petualangan kaya saya. Auw…. Musti cari patner yang punya warisan gen ‘penurut dan terbuka ma ortu neh’.
;p sekian.

INI TENTANG KESABARAN

0 komentar
Ini tentang kesabaran, ketika nabi dibuangi kotoran didepan rumahnya. ini tentang kesabaran, ketika toilet tetangga seorang ulama merembes ke flatnya selama bertahun-tahun dan ulama tersebut tidak mempermasalahkan dan mengatakanya. Ini tentang kesabaran, ketika orang yang kita sayangi justru demikian menjauh dari kita. Ini tentang kesabaran, ketika kita menahan kedzaliman pribadi. Ah, ini tentang kesabaran, dan saya jelas-jelas harus belajar banyak.

JIKA AKU SEORANG ATHEIS

0 komentar

Jika saya seorang atheis dan Tuhan tidak ada, pasti saya akan merampok Bank, korupsi atau apapunlah itu demi mendapatkan uang, bersenang-senang sepuasnya, lantas kemudian ketika tertangkap saya akan bunuh diri. Santai, ngak ada pengadilan setelah kematian. Wong Tuhan saja tidak ada.

Jika saya seorang atheis dan Tuhan tidak ada, saya pasti sudah lama bunuh diri. Bosan hidup di dunia, gini-gini aja. Malah banyak ketidak adilan yang terjadi. Yang jujur yang dijauhi, yang lemah didzolimi.

Jika saya seorang atheis dan Tuhan tidak ada, berarti saya akan bebas liar lepas tanpa tali pengekang apapun. Saya bebas membunuh siapapun, saya bebas mencuri apapun, saya bebas sebebas-bebasnya untuk berbuat semau saya. Persetan dengan semua nilai moral dan kemanusiaan. Toh tidak ada untungnya kita berbuat baik, dan tidak ada ruginya ketika kita berbuat jahat. Apa sih pentingnya pendapat manusia lain, berbuat untuk manusia lain. Toh setiap manusia, seberapa dekatnyapun antara kita dengan dirinya, pasti ada suatu ketika dimana ia berbalik, mengesalkan, dan menikam dari arah yang tak disangka.

Sayang, Tuhan ada, entah kita percaya ataupun tidak. Tak masalah baginya. Ia menunggu. Menunggu hamba-hambaNya yang setia dan hamba-hambaNya yang tak setia :D. ah, demikian melegakan mengetahui ia ada, setidaknya segala ketimpangan di dunia ini akan disetimbangkan di dunia selanjutnya. dan saya memilih untuk tidak menjadi atheis. bagimanapun alasan anda.

The secret about pink

0 komentar

Sebenarnya, dan sebenar-benarnya, saya itu tidak benar-benar suka warna pink. Yah, bukan benar-benar tidak suka memang, tapi juga tidak benar-benar tidak suka. Alasan saya kenapa secara ajib semasa kuliah punya barang-barang pink adalah,,, jengjereng jereng…. Saya bosan dengan adek saya. Alkisah, tersebutlah suatu ketika dimana saya punya adek cowok yang selalu menyita barang-barang yang saya punya, headset, radio, kaos, celana jeans T_T , motor, sampek mainan gue yang selama masa kecil gue Cuma 4 biji, yang tetap awet sampek kelas 3 SD, yaitu ketika adek gue bisa jalan dan merusak semuanya. Bayangin boys, sebuah mobil-mobilan warna kuning dari plastic, boneka cewek dari plastic yang bisa dikempesin, bola plastic yang bisa dikemperin juga, boneka kaya chuki dari plastic yang kaku, yang gue punya sedari umur 3 taon, dan tetap awet sampek gue berusia 9 taon, pastinya punya nilai memori yang dalem kan, tentang betapa berharga dan terbatasnya barang yang gue punya itu. Dirusak begitu saja. Emang tuh anak raja tega!!!... dirusaknyapun bukan karena proses maen seperti ketancep paku waktu bolanya dilempar-lempar atau kepanasan trus meletus. Tapi emang sengaja dirusak sama dianya, soalnya gue nemuin bekas sulutan rokok sama paku di boneka sama bola plastiknya. Juga kepala boneka chuki yang jelas-jelas dipotong ama dia, juga kerangka mobil-mobilan gue yang jelas-jelas dipatahin ama dia. Huft! Lantas waktu gue minta pertanggung jawabanya dengan sok imutnya dia nangis merengek2 sambil nuding-nuding gue di depan mbah, ceritanya minta suaka gitu. Emang tempe nih anak, nyebelin bener dah pokoknya. Besoknya, koleksi kartu-kartu dia yang satu dus besar gantian gue bakar. Ahahahahaha!!!! (waspadalah, waspadalah, kalao gue lagi badmood bisa jadi sekejam ini loh). Seneng banget gue waktu itu. Gue ngakak guling-guling sampai tiba waktu dimana si bungsu menyebalkan ini nangis dan ngadu ke mbah kung. Dengan lagak pahlawan kesiangan gue ngaku sejujur-jujurnya tentang tindakan kriminil gue ke embah tanpa tendeng aling-aling. Tapi bukan hukuman uang jajan yang kepotong yang bikin gue sebel setengah mati. Tapi karena besoknya, adek gue dibeliin kelereng satu toples waref full!. Sadis bener dah!, gue yang Cuma punya 4 buah mainan sedari balita sampek kelas 3SD (6 taon boss) dan adek gue yang punya mainan bejibun dan nambah terus tiap hari. Kesadisan tingkat dewa adalah rasa iri adek gua yang selalu menyabotase barang yang gue punya, yang jelas-jelas jumlahnya lebih terbatas daripada barang-barang yang dia punya. Untung aja  kerudung sama rok gue gak ikutan disita setelah dia melewati usia balita.

Ketika dia kelas 5 SD. Dengan iseng saya menunjukan foto-foto masa kecil dia yang sangat girly, ahihihihi. Habis ntu langsung dah ni anak ngamuk ngak karuan, paling sensi dia sama barang-barang yang kecewe-cewekan. Uhui! Maka daripada kepada itulah, akhirnya saya punya ide, untuk membeli barang dengan warna pink. Meskipun saya akui semasa SMA saya sempat alergi dengan warna ini. Coz kesanya manja dan centil buanguet getoh…tapi ngakpapalah, setidaknya barang gue ngak bakalan dipakek ama dia.


Tapi lama-lama bosen juga, akhirnya gantilah saya dengan suasana ungu, eh, ternyata sama adek saya dilahap juga, orange, L dilahap juga, yo uweslah, balik lagi ke tema pink. Huft, jadi pengen punya mbak cewek yang barang-barangnya bisa saya sita….. :’( kalo nyari mas she gampang, kalo nyari mbak gimana coba caranya, secara ibu saya susah banget dikomporin buat nikah lagi. Hash, takdir neh jadi anak-cucu tertua..tapi ada enaknya juga seh, soalnya anak tertua punya hak prerogative buat nyuruh-nyuruh adeknya. Dan ketika adeknya sudah remaja gini, bisa gentian makek parfum, deodorant, cream wajah, lulur, slayer, helm dan barang-barang dia yang lainya ehehehehehe waktunya embak yang ganti menjajahmu. Uhui! tapi bukan cuma itu seh alasan gue punya banyak barang warna pink, hanya saja itu yang utama. :D anyong...