doa pagi ini

0 komentar
semut-semut datang dan berkerubung
berderet-deret melintasi ruas-ruas hati
kubiarkan ia berjalan sebagaimana adanya
tenang dan diam

lantas kulantunkan nyanyian tanpa penyesalan

kuharap Allah selalu menjagamu
menyehatkan setiap sendimu
mencukupkan setiap nafasmu
menguatkanmu atas setiap angkara dan dosa
melimpahimu dengan harta yang halal dan baik saja
mencukupkanmu dan aku hanya melewati jalan yang halal saja


kuharap Allah mencintaimu
menghembuskan petunjuk disetiap langkahmu
memaafkan disetiap kesalahanmu
mengingatkan dengan kelembutan dan kasih sayang disetiap alpamu
menggenggamu dan keluargamu dari api neraka

kurapalkan sholawat dan salam atas nabi untukmu
semoga Allah mencintaimu sebesar cintaNya atas lelaki mulia ini
semoga Allah memuliakanmu sebagaimana Ia memuliakan lelaki mulia ini
semoga Allah menguatkan posisimu
tak hanya dihadapan manusia, namun juga di Hati Sang Pemilik Hati
sekuat posisi lelaki mulia ini
kuharap Allah menenguhkanmu, memudahkanmu, mengarahkanmu dan membuatmu semakin cinta pada Dakwah fi sabilillah
kuharap Allah mencukupkanmu dengan ilmu
memberimu kemudahan untuk menggenggam dunia, namun tak memasukanya secuilpun kedalam bilik hatimu
melembutkanmu, pada tawa anak-anak dan orang tua serta mereka yang lemah dan tak berpunya
kuharap Allah menyiapkanmu dan menyiapkanku
mencintaimu dan mencintaiku
membaikanmu dan membaikanku
melukiskan akhlakul kharimah padamu dan padaku
hingga tak hanya nantinya kita akan saling menyenangkan, namun juga saling mengingatkan dengan penuh kelembutan, pun jua saling meneguhkan pada jalan kebenaran
mendekatkan kecintaan dan perlindungan orang-orang yang bertaqwa diantara keluarga dan teman-teman kita

dan padamu, yang tabirnya belum disingkapkan Allah
semoga Allah menghapuskan dosa, kekhilafan, dan luka kita di masa lalu
hingga hanya tersisa kemudahan dan ketulusan ketika nantinya kedua jari manis kita menyatu di Boulevard yang temaram selepas hujan
diiringi tawa fala si anak sholeh dan adik-adiknya si qurrota a'yun

the heroes

0 komentar

Panggil saya dengan panggilan umi, tak banyak yang bisa saya katakan tentang diri saya disini. Anda bisa menilainya sendiri tentang saya orang yang seperti apa dan bagaimana setelah berinteraksi dengan saya nantinya. say suka pink, saya suka hijau, saya suka biru, saya suka putih, saya suka semua warna., semua tergantung penggunaanya. Alasan bergabung dengan TPC karena ingin mengenal banyak orang dengan karakter dan latar belakang yang berbeda. Sekian :D

kejam itu lebih baik dari jahat

0 komentar
suatu ketika, ketika saya  SMA, saya yang berada pada usia dimana  jiwa muda memiliki tenaga dan semangat yang menggelegak, memilih iseng mengikuti suatu olahraga beladiri.

alkisah, tersebutlah dimana pada suatu kesempatan saya diajak berlatih oleh guru silat saya di dojo/ maktab.

disana, saya senang bukan kepalang. pasalnya dibagian belakang dojo ada sarang walet dan kolam buesuar.... sekalle, yang oleh sabem diisi dengan berbagai macam jenis ikan.

seperti pepatah, kucing kok dipameri ikan, ya mesti girang bukan kepalang.

ketika disana, saya yang notabene selalu lemas lunglai meski tak pingsan , mendadak secara ajaib jadi segar bugar begitu sesi latihan diubah dengan sesi mancing.

tersebutlah pada suatu sesi pemancingan, saya mendapat buruan yang tidak biasa,
memang seh, cm ikan nila, tapi pola disisiknya keren....gak sak majate kalau orang jawa bilang.

jadilah ketika itu sang nila hasil pancingan tak jadi saya panggang seperti temen-temen seperti nilanya, tapi saya bawa pulang dan piara di kolam.

ketika melihat hal itu, sabem saya sudah memperingatkan sebenarnya, tentang kondisi si ikan hasil pancingan.

bahwa meski sekilas tampak baik-baik saja, bagian dalam si ikan sudah terkoyak mata kail saya.

dan adalah sebuah kebijaksanaan untuk segera memangganganya. namun karena pola si ikan yang tak biasa, saya merasa sayang dan tak tega untuk membunuhnya, apalagi ketika si ikan bergerak lunglai dan begitu nurut ketika saya pegang.

sedikit kejam saya mendakwa sabem sebagai manusia sadis dan egois (meski cuma terucap dalam hati).
'ah, paling sabem pengen makan nila panggang gue neh kaya biasanya!' prasangka yang disertai data-data sebelumnya demikian membludak di hati saya kala itu.


namun ternyata, memang benar kata sabem saya.hidup sang ikan berakhir pada hari ketiga.ketika adek saya ( sang maniac karnivora ) bertekad untuk membedah si ikan, adek saya menemukan bagian dalam si ikan membusuk,

astagfirullah... bagian dalam si ikan, tepatnya mulai dari mulut sampai organ pencernaan membusuk!,
ketidak tegaan dan keserakahan saya telah membuatnya menderita hingga menemui ajalnya.
saya dan kebodohan saya telah menyiksa si ikan selama 3 hari! 72 jam!

argh..... sebuah mimpi buruk, saya bisa lari dari hampir apapun kecuali rasa berdosa saya..

harusnya, ketika itu, saya lebih tegas dan lugas, ;angsung membunuhnya. setidaknya si ikan tidak akan menderita lebih lama tanpa ada guna. tidak akan mati secara pelan-pelan secara mengenaskan.

dan setidaknya, meski sakit sesaat, si ikan akan mati dengan lebih terhormat, sebagai santapan orang imut macam saya (:p)



pengalaman itulah kawan,
yang membuat saya,
meski merasa kesepian, atau tak bisa dipungkiri memiliki gharizah nau' yang kuat,
tidak berani menerima siapapun jika memang tidak serius.
itulah kenapa saya lebih memilih untuk menolak dengan tegas daripada memberi harapan palsu.

karena teman, hati perempuan hampir tak ada beda dengan ikan,

ketika anda datang, sekedar bermain, memancing ketertarikanya, lantas pergi melepaskanya,
skema perlakuan kita terhadap si wanita tersebut (kalau saya sih si ikan nila cewek tadi ) sedikit banyak akan sama seperti skema kehidupan si ikan..
kita dan keserakahan kita untuk mencari kesenangan pada si wanita,
kita dan ketidak tegaan untuk berlaku tegas dan benar, telah membuat si wanita demikian menderita secara perlahan,
untuk kemudian membuatnya mati dengan penuh penderitaan. . . teman, masalah hati bukanlah hal sepele,

bukankah salah satu doa yang paling diijabahi adalah doa orang yang teraniaya?,, bagimana jika secara tak sadar terucap doa-doa kesakitan dalam hatinya?.. teman, dibanding membuang waktu sebagai palyboy, isilah waktu anda dengan hal-hal yang lebih bermanfaat,, sedikit atau banyak kesibukan adalah anastesi/ bius paling alami bagi hati yang terasa sepi..

yayukumibaroroh in the mood of care and regard

Who is the devil

0 komentar
Bagi saya, menyaksikan orang-orang yang hanya berani berbicara dibelakang, adalah sebuah fenomena tersendiri. Diantara begitu banyaknya type manusia, saya paling menghindari type manusia yang satu ini untuk dijadikan teman. Meskipun perlu saya akui, kebanyakan dari manusia-manusia ini berperilaku sangat amat baik dan menyenangkan didepan kita. Percayalah, pada kali pertama atau kedua, mereka akan tampak sebagai manusia-manusia yang sangat peduli sosial, sejauh hal itu tidak merugikan mereka tentunya. :D suka bercanda, tampak mengorganizir dan meramaikan suasana.

Namun, ketika kita mendekatinya lebih jauh, ketika simpul-simpul keakraban mulai terbentuk, maka yang akan terdengar dari mulut mereka tentang orang lain lebih banyak tentang ‘sampah’. ‘sampah’ yang ketika ternyata tidak benar akan menjadi fitnah, dan ketika memang benar demikian kenyataanya akan menjadi ghibah/ gosip, karena disampaikan tanpa manfaat dan tujuan yang jelas. Satu-satunya kejelasan yang ada, adalah timbulnya pendiskreditan terhadap pihak yang mereka bicarakan.

Saya pribadi sangat membenci sikap-sikap demikian. Jika seseorang ini hanya menyampaikan keburukan orang lain sesekali, dan jelas ada manfaatnya kenapa berita tersebut disampaikanya ke saya, misalnya untuk meminta pendapat saya tentang bagaimana metode mengatasi gangguan si pihak yang dibicarakan, atau untuk mencari saran serta bantuan dalam mengingatkan, atau agar saya terhindar dari keburukan dan kedholiman pihak yang dibicarakan, saya langkah-langkah tadi adalah baik dan berpahala. Namun, ketika saya mendengar keburukan orang lain secara terus-menerus dari orang ini, dan hampir setiap orang dikeluhkanya dengan keburukan, tanpa berusaha memeberitahu pihak yang dibicarakan. Saya akan cenderung menghindari orang ini, mungkin sekedar menyapa, say ‘hi’, tanya-tanya kabar, tapi untuk mempercayakan rahasia saya padanya, ‘’sorry ae jeh, ngak pakek!”, pada beberapa tahap saya malah akan menjauh secara gradual, yaitu ketika berita-berita yang dia sampaikan menjadikan saya menjustifikasi-under estimate-su’udzon-berprasangka buruk- ngeCap orang yang dibicarakan tanpa melihat bukti nyata di depan mata. Bagaimanapun, saya pernah merasakan posisi korban mereka, dan tentu saja sangat amatlah terlampau tak nyaman. Tak adil rasanya jika saya menempatkan pada posisi tersebut, padahal saya sendiri segan diperlakukan demikian. Lagipula, lebih nyaman menggambar di kertas putih daripada kertas yang penuh coretan. Demikian pula, dalam mempola interaksi yang baik, lebih mudah melakukanya jika otak kita masih bersih dari prasangka-prasangka buruk terhadap orang-orang yang kita ajak berinteraksi. :D

Konspirasi fashionista : membumikan bahasa langit

0 komentar
Menyoal tentang jalabib/jubah/abaya/ruquh dan khimar/kerudung, tak sedikit dari paman dan bibi saya yang sudah mengetahui kewajiban ini. jelas saja, 3 dari lima anak mbah saya jebolan pondok tertua di Jawa dan lulus dengan predikat summa cumlaude versi sana (hash, coba aku ngak kena virus lope2 y, lak sitik2 iso ketularan sregep lan pinterx duluranq ;p ). OOT!, back 2 the case,. Namun, sejauh saya berkoar-koar tentang ayat-ayat yang mewajibkan jalabib dan khimar, sejauh saya menuntut pengaplikasian atas ilmu yang mereka terima. Empat tahun lebih hanya berbuah bunyi tong kosong, nyaring tanpa isi.

Setitik cahaya baru mulai melintas lebaran ini. Kesemua bibi dan keponakan saya sudah mengenakan jalabib dan khimar ketika bersilaturahim ke saudara-saudara. Meski ketika di area rumah saya masih tidak digunakan secara baik dan benar, namun alhamdulillah seorang sepupu saya sudah memakainya secara tetap. Tak lain dan tak bukan, karena kepincut jalabib saya yang berwarna cerah. Ahay!, sebuah celah tersirat. sayapun semakin menjadi-jadi, sedikit demi sedikit saya ujuk-ujuki dia ketika belanja, metode ini terkesan childish/mirip anak kecil memang, tapi efektif ternyata! Beberapa jubah saya dipakainya! Maka jadilah bulek saya selaku ibunya turut terikut, lantas sepupu-sepupu saya yang lain, lantas emak2nya. Ahay jackpot sista!

Itulah kenapa saya sekarang merasa perlu mempatut-patutkan diri ketika menemui mereka, tak sekedar asal nyaman dipakai. Meski memang, style Nyaman lebih asik daripada style cantik. tapi setidaknya berusaha-lah dikit-dikit, menata dan mempatutkan diri di depan orang yang saya anggap berpotensi diajak. lek mung ng pasar gang siji yo males ae jeh!

tampil cantik ngak melulu dengan alasan norak semisal agar diperhatikan lelaki,
atau seperti beralasan seperti saya, yang mempercantik diri demi mencari kepuasan pribadi (bagi saya terserah orang mau ngomong apa, entah saya jelek kek, saya terlampau kurus, pucat de el el. Saya tak perduli, selama saya merasa masih sebagai ciptaan Allah yang cantik, proporsional dan sempurna, sak karepmulah ape ngomong opo.

itulah kenapa banyak yang tidak tau bahwa sebenarnya kenarsisan dan hobi dandan saya sudah pada stadium 3 ahahahaha),

Tampil cantik (namun masih mengidahkan efek syar’i), dan serasi, bisa menjadikan orang lain mengikuti style kita. tak ngilerkah dengan pahala?, bukankah seseorang yang mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan mendapat dua pahala, pahala mengajak dan pahala MLM dari perbuatan baik orang yang diajaknya.

Seperti pepatah jawa, wiwiting tresno jalaran songko kulino, awalnya suka/cinta itu dari terbiasa. Bisa jadi ayat-ayat yang mewajibkan sudah hapal, namun pelaksanaanya masih belum lekat pada mereka karena belum adanya suri tauladan sebagai triger/pemicu. Bukankah kebanyakan anak yang dibiasakan sholat dan berada lingkungan yang orang-orangnya sholat akan terikut tertib sholat?

bukankah anak yang dibiasakan berkerudumg sempurna sedari kecil, berada di lingkungan yang memiliki norma berkedurung ketika wanita baligh adalah wajib, dan sadar sepenuhnya kewajiban ini bisa dipastikan akan berkerudung pula sampai ajalnya?. :D semoga kita nanti mampu mendidik dan membiasakan anak kita dengan nilai kebenaran islam ini. dan tak menyerah ketika si anak beralasan panas, atau menjadi malas ketika kerudung dan khimar balita kita membuat cucian baju semakin menumpuk banyak

ah tak perlu buru-buru menyangkal ide saya, ini hanyalah salah satu pintu/jalan pembuka, banyak metode lain yang bisa jadi lebih ampuh :D saya hanya berbagi pengalaman pribadi. Semoga saja berguna, semoga saja menambah pahala

siklus dosa orang tua kita

0 komentar
pernah dengar istilah like father like son? percaya atau tidak, dosa itu bisa jadi sesuatu yang terulang, bagaimana anak anda nantinya, besar kemungkinan ditentukan oleh bagaimana sikap anada saat ini dan pilihan-pilihan yang anda ambil setelahnya. iseng punya iseng, saya mengamati lingkungan sekitar tempat tinggal saya, mulai dari keluarga, tetangga, teman-teman, sampai temanya teman. adalah sebuah fakta, bahwa orang tua yang sudah udzur, dan tinggal serta dirawat oleh anaknya, adalah orang yang semasa mudanya dulu merawat orang tuanya yang sudah udzur pula. dan adalah fakta, bahwa kebanyakan orang tua yang tinggal sendirian di hari tuanya, serta jauh dari anak-anaknya, adalah orang yang meninggalkan orang tuanya yang telah udzur untuk tinggal sendirian dulunya.. sikap kita, akan menjadi role mode, suri tauladan, contoh bagi anak-anak kita. bagaimana kita bersikap kepada ortu kita, akan ditiru oleh anak-anak kita. bagaimana seorang suami memperlakukan istrinya, akan menjadi panutan bagi anak lelakinya tentang bagaimana cara memperlakukan istrinya, dan menjadi panutan bagi anak perempuanya tentang bagaimana seharusnya dirinya diperlakukan oleh suaminya. jadi, adalah pilihan bagi diri ini, ingin diperlakukan bagaimana oleh anak-anak kita, serta bagaimana kita ingin anak-anak kita berlaku dan diperlakukan oleh orang lain. jadi, ketika nantinya anak perempuan anda memilih lelaki playboy dan tidak bertanggung jawab, jangan lantas menyerapah-jerapahkan anak gadis anda, bisa jadi anda sebagai bapaknya bersikap demikian dulunya, atau bisa jadi anda sebagai seorang ibu memilih lelaki yang demikian sebagai bapanya anak-anak *dulunya. bukankah cinta pertama seorang gadis adalah ayahnya, dan cinta pertama seorang lelaki adalah ibunya. sedikit banyak, sikap anda selaku orang tua akan tercermin pada pasangan hidup yang dipilihnya. :D sekian.

iseng soal jodoh

0 komentar
nb: nb:Nemu dari blognya Bunda Shinta Yudisia :D
walau judulnya terlalu vulgar, tapi coba dibaca aja :D
 recomended read
 Izinkan Aku Meminangmu
29 Feb
 Perempuan sepertiku tak banyak. Jangan tertipu oleh angka statistic yang mengatakan, perbandingan lelaki dan perempuan melebihi 1 : 4. Ada banyak kaum hawa di luar sana, tetapi percayalah, yang sepertiku hanya terbatas jumlahnya. Kalau kau bertanya-tanya, seperti apakah aku hingga sedemikian yakinnya, silakan renungkan. Aku dan Dirimu Antara aku dan dirimu dibatasi oleh rasa malu dan cinta. Aku mencintai Robb ku melebihi segalanya, setingkat di bawahnya adalah lelaki paling mulia bernama Muhammad ibn Abdillah Saw. Setingkat di bawahnya adalah para shahabat, para salafus sholih. Setingkat di bawahnya lagi adalah para ulama dan ustadz di zaman ini yang selalu menyiangi taman hatiku dengan nasihat mereka. Layer terbawahnya adalah dirimu. Jangan khawatir, aku selalu menyisihkan waktu untuk mendoakanmu menjadi pemimpin sejati, meski porsimu hanya kecil di hatiku. Cintaku padamu, meski tak mutlak, tetap utuh dan sempurna. Sebab ia disempurnakan oleh rasa malu. Malu pada Robb ku jika aku masih meminta sesuatu pada sesuatu selain dariNya. Malu pada Nabiku yang dalam pikirannya hanya terpikir ummat, ummat, ummat; tak tersedia secuil hasrat cinta picisan yang mungkin, sesekali masih menghampiri makhluk sepertiku. Aku dan Ilmu Untuk lebih memahami dunia dengan segala permasalahannya, kapal besar yang akan membawa kita menuju negeri abadi, aku membutuhkan ilmu pengetahuan. Karenanya jangan heran, bila sebagian besar waktuku selain terisi oleh ibadah mahdhoh dan nawafil; kupergunakan untuk menimba ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang berada di majelis para sholihin atau di bangku akademis. Jika, kemudian aku tak menemukanmu, pada akhirnya ilmu pengetahuan kukejar demi mempersiapkan sumbangsihku yang lebih besar bagi umat.

Jangan salah berpikir mengapa aku sibuk mengejar ilmu, strata satu, dua, tiga hingga ke negeri seberang. Sebab aku tak mau terlalu resah, sibuk memikirkanmu. Waktuku terlalu berharga untuk menangisimu. Ummat masih menanti muslimah sepertiku, berkiprah menyelesaikan masalah-masalah yang semakin berkembang dan kompleks dari waktu ke waktu. Aku dan Dakwah Aku masih belum selevel bunda Aisyah ra yang menghafal ribuan hadits. Belum selevel Jahanara, putri Shah Jahan yang menelusuri jalan tasawuf usai bertikai dengan Aurangzeb, penguasa dinasti Mughal. Belum setara dengan Tawakkul Karman, peraih nobel perdamaian. Belum setara dengan Zaynab Al Ghazali atau Lathifah as Shuli, perempuan terhormat dalam pergerakan di Mesir. Tapi benakku dipenuhi bagaimana mengentaskan muslimah kampus agar lebih memahami Islam secara utuh, bagaimana mengentaskan ibu-ibu dari keterpurukan ekonomi, bagaimana agar anak dan remaja tidak tumbuh di jalanan. Bagaimana agar kita punya kontribusi pada kehidupan bangsa dan negara.

Dirimu, berada pada layer terakhir di benakku. Tentu, terselip keinginan untuk meraih tanganmu, bersama menapaki jalan yang penuh onak duri tetapi juga dipenuhi harapan dan kesempatan luas terbentang. Aku dan Waktu Aku tahu, hidup dibatasi waktu. Setiap tahapan usia memiliki tugasnya masing-masing. Tapi aku tak mau dibatasi oleh budaya yang mengatakan bahwa usia lah yang memastikan perempuan harus memasuki usia pernikahan. Tak ada yang mampu memaksakan usia. Siapa dapat memastikan aku memilikimu di usia 20, 23, 25, 30 atau 38 bahkan 40 nanti? Aku tak memusuhi waktu, sebab, ia adalah salah satu sumpah Tuhan dalam al Ashr. Aku, bersahabat dengan waktu. Tak akan kuhitung tahun, bulan, pekan, hari apalagi detik hanya untuk memuja namamu dan menantimu mengetuk pintu rumah orangtuaku. Kau ada di sini, dalam hatiku, tetapi kusimpan rapi dan kulipat baik-baik dengan lapisan cinta dan malu. Aku tak akan memaksakan waktuku padamu, padaku, atau pada siapapun sebab setiap kejadian memiliki dimensinya sendiri-sendiri. Waktu yang kumiliki akan kuisi dengan sebaik-baik bekal, bagai backpacker yang mempersiapkan isi ranselnya dengan perkakas yang penting dan tepat. Lebih baik kuiisi waktu dengan menghafal Quran, membaca buku-buku, mengkaji ulang catatan pengajianku , berburu ladang dakwah baru, berbakti pada orangtuau, mengasuh adik-adikku dan bersilaturrahmi dengan karib kerabat; dan tentu saja, mengisi dahaga akan ilmu. I am and Somewhere Out There Aku, tak sama dengan perempuan yang kau temui di jalan-jalan. Yang menghabiskan waktu di depan cermin dengan mematut diri, berhitung, klinik kecantikan mana lagi yang bisa dikunjungi. Aku, tak sama dengan perempuan yang sibuk berhitung, kelak suamiku berpenghasilan berapa sehingga mengajakku keliling Eropa? Aku tak ada di cafe, when night is still young. Aku tak ada di mall ketika di akhir pekan, berburu tas Hermes dan sepatu atau discount baju. Aku tak selalu ada di dunia maya, memandangi wajah kharismatikmu di foto profil , yang sering melempar nasehat berharga dan banyak gadis terhenyak dibuatnya. Kalau kau mau mencariku, jasadku berada di belantara ladang-ladang dakwah. Di masjid, di perpustakaan, di kampus, atau menghabiskan waktu bersama teman-teman kampus; bersama kaum perempuan dan anak-anak, berbagi ilmu. Kalau kau mencariku, ruhku berada di outer space, ketika sepertiga malam. Mungkin kau bisa menemuiku di sana, saat kita tengah bermunajat bersama – meski tempat berbeda. Ketika gelombang elektromagentik cinta kita beradu dalam aura makrokosmos yang sama. Aku, berbeda dengan perempuan yang biasa kau temui. Maharku mungkin murah. Tetapi nilaiku, tak setara dengan emas yang kau bayarkan, insyaAllah. Jadi, kuharap kau mengerti. Kalau aku tak akan berkeliaran mencarimu, mengejar-ngejarmu. Semakin lama kau menunda waktu, memperpanjang list yang kau gunakan untuk meminang bidadarimu : yang cantik, yang mapan, berkarir, lulus dengan pendidikan strata tertentu, dari kalangan terhormat. Aku, biasa-biasa saja. Kecantikan istimewaku pada busana rapi dan kerudung yang kukenakan; pada lisan yang kuusahakan bertutur dengan isi yang bernas. Kedua orangtuaku hanya orang biasa, dan aku adalah tonggak keluarga. Aku mungkin tak akan membuat heartbeat mu berdetak ribuan kali lebih cepat. Aku, mungkin hanya menawarkan sedikit. Untuk menghidupkan malammu. Untuk menjaga kehormatan, dunia dan akhiratmu. Pemikiran dan senyumku, semoga kelak bisa menaungi hatimu yang resah dan kelelahan. Jika, kau masih memimpikan daftar penantian akan bidadarimu, silakan. Mungkin namaku tak masuk disitu. Meski waktu bersanding kegelisahan dan lelah; semakin aku tangguh dan kuat dalam penantian serta munajat kepadaNya. Aku yakin, Ia akan memilihkan seseorang yang tepat dan baik untukku, mungkin itu bukan dirimu. Aku justru mengkhawatirkan dirimu, yang terlalu lama menunda dan menanti, membuat daftar yang semakin panjang; maka kau tak akan mendapatkan perempuan sepertiku. Sebab semakin lama, bukan diin atau dakwah yang menjadi pertimbanganmu. Dunia dan kecantikan, yang kau sebut-sebut diperbolehkan oleh baginda Rasul Saw, membuatmu semakin pemilih. Aku punya sebuah kisah yang mungkin layak disimak utntuk pemuda sepertimu. ************** Ahmad bin Aiman, sekretaris Ibn Thulun datang ke Bashrah. Ia disambut oleh Muslim bin Umran, saudagar terkaya . Muslim bin Umran, bukan hanya kayaraya tetapi juga tampan dan kharismatik. Dalam jamuan makan kebesaran, datanglah kedua anak Muslim bin Umran. Mereka berdua sangat sopan santun, ingin berbicara dengan ayahnya dan menunggu kesempatan sang ayah datang. Ketampanan kedua anak itu mencengangkan para tamu, bukan itu saja, sikap yang sangat serasi antara akhlaq, pakaian dan rupanya membuat para tamu berbisik. “Subhanallah,” decak Ibn Aiman. “Ibu anak ini pasti melebihi bidadari kecantikannya!” Muslim bin Umran hanya tersenyum mendengar pujian para tamu dan berkata,” aku hanya ingin mengharapkan anda memintakan perlindungan Allah untuk mereka.” Seluruh tamu penasaran dengaa kehidupan pribadi Muslim bin Umran, apalagi dengan kebahagiaan yang terlimpah demikian sempurna. Mereka memuji, megatakan kepandaian Ibn Umran memilih istri yagn tentunya cantik jelita dan dari keluarga terpandang. tentu hal yang masuk akal bila Ibn Umran yag kaya da tampan mengambil gadis bangsawan. Siapa yang dapat menolak nya? Maka Muslim bin Umran berkisah mengenai masa mudanya. Ia adalah pemuda petualang, suka berkelana, menimba ilmu. Hingga suatu hari tibalah di Balakh, ibukota Khurasan. Seorang Imam sholih bernama Abu Abdullah al Balakhi tengah membicarakan sebuah hadits dalam majelis, “….seorang wanita yang hitam lebih baik dari wanita cantik yang mandul.” Muslim bin Umran , yang muda dan penuh gairah, merasa belum pernah mendengar hadits tersebut. Apalagi penjelasan al Balakhi demikian mengesankan. Al Balakhi mengatakan bahwa, bahasa Arab sangat tinggi muatan sastranya. Rasulullah Saw senantiasa menghindarkan kata-kata celaan yang menyakitkan. Al Balakhi mengatakan, bahwa makna “hitam” adalah salah satu istilah tersendiri, bukan makna hitam sesungguhnya. Hitam yang dimaksud adalah apa yang dibenci kaum lelaki dari wanita dalam hal bentuk dan rupa; menunjukan wanita yang tubuh dan auratnya tidak memenuhi selera.


 Ini dipakai Rasulullah Saw untuk mengangkat derajat & harkat wanita. Al Balakhi melanjutkan, seorang perempuan yang cacat dan tidak cantik di mata orang lain, akan tampak menarik di mata anak-anaknya; bahkan lebih cantik dari ratu singgasana. Itulah penglihatan batin yang merasuk ke kedalaman makna. Jika menukik ke kedalaman jiwa, akan tampak kecantikan & keindahannya. Kehormatan perempuan terletak pada fitrah keibuannya. Meski perempuan itu jelek rupanya, jika ia memiliki fitrah keibuan maka ia jauh lebih cantik dari perempuan yang idnah raut wajahnya tetapi tidak menunjukkan fitrah sejatinya. Hati dan akal harus diutamakan sebab mereka adalah dua pertiganya, bukan justru sepertiga yang harusdiutamakan. Sembari menceritakan ulang ksiah perjalanan masa mudanya bertemu Al Balakhi, Muslim bin Umran menambahkan ayat,”…sekiranya engkau membenci sesuatu sedang di sana Allah SWT memberikan banyak kelebihan dan kebaikan padanya… Ibn Aiman melompat gembira. “Ini adalah kata-kata malaikat yang kudengar dari lisanmu kawan, ya Umran!” “Apalagi jika kau dengar sendiri dari Abdullah Al Balakhi,” jawab Muslim.

 “Dialah yang membuatku suka pada yang jelek, cacat dan hitam. Setelah aku melihat diriku secara jujur , aku menginginkan istri yang berinsan kamil, berakhlaq mulia. Aku tak peduli apakah ia cantik, manis ataupun jelek dan buruk rupa. Jika kewanitaan yang dicari itu ada pada setiap wanita, tetapi untuk akal belum tentu ada pada setiap wanita.” Maka kemudian, Muslim bin Umran meminang seorang gadis. Siapa oraagntua si gadis, tidak terlalu disebut. Sebut saja namanya syaikh Ahmad. Syaikh Ahmad menolak puluhan pelamar, menjaga putrinya dengan ketat dan menerima Muslim bin Umran. Ketika malam pertama Muslim melihat sang perempuan, seketika teringatlah ucapan Al Balakhi. Di hadapannya berdiri seorang yang jelek dan cacat. Tetapi gadis itu, dengan rendah hati memegang tangannya, “Tuanku, akulah rahasia yang dijaga ayahku demikian ketat. Ia menerimamu sebab percaya padamu. “ Gadis itu mengambil kotak perhiasan. “Ini adalah hartaku. Allah SWT menghalalkan Tuan mengambil istri lagi. Pakaialah harta ini jika Tuan mengiginkan kecantikan.” Muslim bin Umran, demikian teringat akan nasehat Al Balakhi. Dengan lemah lembut ia berkata, ”Demi Allah, percayalah….kau akan kujadikan sebagian dari duniaku, dari segi apa yang yang dibutuhka pria dari wanita. Aku hanya akan menempatkan kau sebagai satu-satunya dalam hatiku. Kaulah wanita satu-satunya, akan akan menutup rapat mataku untuk wanita lain dan tak akan berpaling.” Gadis itu, ternyata seorang yang cerdas dan baik hati. Semakin lama terlihat segar dan menyenangkan. Perlahan menghilang kejelekannya, yang tampak hanyalah akal dan kecerdasannya. Ia menjadi istri kesayangan saudagar terkaya Bashra, Muslim bin Umran. Para tamu di jamuan itu ternganga, terhenyak. tak menyangka seseorang seperti Muslim bin Umran memiliki istri yang jauh dari perkiraan mereka! Mereka merasa sangat malu di hadapan Muslim bin Umran yang memiliki keluhuran budi tak terduga Ibn Aiman terharu. Muslim memandangnya tersenyum, ”..lihatlah kedua anakku yang elok, Saudaraku. Kurnia Allah , mukjizat keimanan….
.” *************
 You are the real diamond among the strong stones
 The real pearl in the dark sea
 The shining star in night sky
You are
 ~Rose~
 Among the beautiful flowers all of my beloved muslimah sisters
Who still waiting for the real knight


saya belum bisa seperti itu saat ini, semoga berprogress menjadi semakin dekat dengan model seperti yang dituliskan mb sinta yudisia di atas. amin