kejam itu lebih baik dari jahat

suatu ketika, ketika saya  SMA, saya yang berada pada usia dimana  jiwa muda memiliki tenaga dan semangat yang menggelegak, memilih iseng mengikuti suatu olahraga beladiri.

alkisah, tersebutlah dimana pada suatu kesempatan saya diajak berlatih oleh guru silat saya di dojo/ maktab.

disana, saya senang bukan kepalang. pasalnya dibagian belakang dojo ada sarang walet dan kolam buesuar.... sekalle, yang oleh sabem diisi dengan berbagai macam jenis ikan.

seperti pepatah, kucing kok dipameri ikan, ya mesti girang bukan kepalang.

ketika disana, saya yang notabene selalu lemas lunglai meski tak pingsan , mendadak secara ajaib jadi segar bugar begitu sesi latihan diubah dengan sesi mancing.

tersebutlah pada suatu sesi pemancingan, saya mendapat buruan yang tidak biasa,
memang seh, cm ikan nila, tapi pola disisiknya keren....gak sak majate kalau orang jawa bilang.

jadilah ketika itu sang nila hasil pancingan tak jadi saya panggang seperti temen-temen seperti nilanya, tapi saya bawa pulang dan piara di kolam.

ketika melihat hal itu, sabem saya sudah memperingatkan sebenarnya, tentang kondisi si ikan hasil pancingan.

bahwa meski sekilas tampak baik-baik saja, bagian dalam si ikan sudah terkoyak mata kail saya.

dan adalah sebuah kebijaksanaan untuk segera memangganganya. namun karena pola si ikan yang tak biasa, saya merasa sayang dan tak tega untuk membunuhnya, apalagi ketika si ikan bergerak lunglai dan begitu nurut ketika saya pegang.

sedikit kejam saya mendakwa sabem sebagai manusia sadis dan egois (meski cuma terucap dalam hati).
'ah, paling sabem pengen makan nila panggang gue neh kaya biasanya!' prasangka yang disertai data-data sebelumnya demikian membludak di hati saya kala itu.


namun ternyata, memang benar kata sabem saya.hidup sang ikan berakhir pada hari ketiga.ketika adek saya ( sang maniac karnivora ) bertekad untuk membedah si ikan, adek saya menemukan bagian dalam si ikan membusuk,

astagfirullah... bagian dalam si ikan, tepatnya mulai dari mulut sampai organ pencernaan membusuk!,
ketidak tegaan dan keserakahan saya telah membuatnya menderita hingga menemui ajalnya.
saya dan kebodohan saya telah menyiksa si ikan selama 3 hari! 72 jam!

argh..... sebuah mimpi buruk, saya bisa lari dari hampir apapun kecuali rasa berdosa saya..

harusnya, ketika itu, saya lebih tegas dan lugas, ;angsung membunuhnya. setidaknya si ikan tidak akan menderita lebih lama tanpa ada guna. tidak akan mati secara pelan-pelan secara mengenaskan.

dan setidaknya, meski sakit sesaat, si ikan akan mati dengan lebih terhormat, sebagai santapan orang imut macam saya (:p)



pengalaman itulah kawan,
yang membuat saya,
meski merasa kesepian, atau tak bisa dipungkiri memiliki gharizah nau' yang kuat,
tidak berani menerima siapapun jika memang tidak serius.
itulah kenapa saya lebih memilih untuk menolak dengan tegas daripada memberi harapan palsu.

karena teman, hati perempuan hampir tak ada beda dengan ikan,

ketika anda datang, sekedar bermain, memancing ketertarikanya, lantas pergi melepaskanya,
skema perlakuan kita terhadap si wanita tersebut (kalau saya sih si ikan nila cewek tadi ) sedikit banyak akan sama seperti skema kehidupan si ikan..
kita dan keserakahan kita untuk mencari kesenangan pada si wanita,
kita dan ketidak tegaan untuk berlaku tegas dan benar, telah membuat si wanita demikian menderita secara perlahan,
untuk kemudian membuatnya mati dengan penuh penderitaan. . . teman, masalah hati bukanlah hal sepele,

bukankah salah satu doa yang paling diijabahi adalah doa orang yang teraniaya?,, bagimana jika secara tak sadar terucap doa-doa kesakitan dalam hatinya?.. teman, dibanding membuang waktu sebagai palyboy, isilah waktu anda dengan hal-hal yang lebih bermanfaat,, sedikit atau banyak kesibukan adalah anastesi/ bius paling alami bagi hati yang terasa sepi..

yayukumibaroroh in the mood of care and regard

0 komentar:

Posting Komentar