kenapa harus ia yang sholeh?



Kenapa buka ia yang kaya, atau cemerlang fisiknya, atau berdarah biru statusnya?
Percayalah ukhti, roda kehidupan itu berputar. Yang muda akan menua. Yang kaya tak selamanya kaya. status darah biru?, ah buat apa, ngak ngaruh di surga.
Kenapa harus mengutamakan  ia yang membawa al-Qur’an kemana-mana?. Kenapa harus ia yang menghadiri majelis ilmu setiap waktu.
Percayalah ukhti, shaqofah islamnya yang memadai akan memudahkanya mendidik anak-anakmu menjadi pribadi yang sholeh sholehah. Syaksiyah isalamnya yang terbukti dalam keseharian, akan menjadi teladan terbaik bagi dirimu dan keluargamu nantinya.
Kenapa harus ia yang mengorbankan waktu senggangnya untuk aktifitas yang diridloi Allah?, bukankah mereka yang maximal berkarir lebih banyak memiliki harta?, atau yang mengakamu ngapel setiam minggunya?
ah, mungkin asyik dan berbunga2 diapeli setiap minggunya, tapi percayalah, di akherat nanti kita akan sama-sama menyesalinya
Harta itu fana ukhti, spageti dan mie akan sama-sama menjadi sampah setelah dicerna. Bedakah sampah spageti dan sampah mie. Tidak bukan?.
Jika harta itu berbentuk baju yang bagus, pada akhirnya keduanya sama-sama akan lapuk oleh masa. Menjadi gombal tak terpakai.
Jika harta itu berupa mobil, maka sudah pasti pada akhirnya akan menjadi rosokan jua. Apa bedanya rosokan Ferrari dan rosokan Mitsubishi, sama-sama rosokan yang tak terpakai jua bukan?
Jika harta itu berupa rumah yang megah?, dibawa sampai matikah?.
Harta itu ibarat angka nol, rupa itu juga angka nol, kecerdasan, status keluarga, semuanya adalah angka nol. Sementara kemimanan adalah angka satu yang mutlak harus ada. Jika ia sholeh, ia bernilai satu, jika ia sholeh dan cerdas, ia bernilai sepuluh, jika ia sholeh, cerdas, berdarah biru, kaya dan cuakuep luar biasa, maka ia 10 000
Namun jika ia cuakuep, tajir, cerdas dan berdarah biru saja, maka nilainya adalah 0000. Buat apa cakep tajir cerdas dan berdarah biru jka hanya mengantarkan kita ke neraka, jika menjauhkan kita dariNya, jika hanya menyakiti hati kita setiap saat?
“Pesan Abu Hurairah r.a. kepada puterinya: Pilihlah bakal suamimu orang yang bertaqwa karena jika dia suka kepadamu, dia mendoakan kebaikan untukmu. Jika dia tidak menyenangimu, dia tidak akan berlaku zalim terhadapmu.
Ah, masih juakah engkau tidak mengerti ukhti?,,,
“..Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagi kamu. Allah Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Al_Baqarah:ayat 216)
Orang yang baik itu, hanya akan memilih yang baik. Ia juga akan mendatangi dan memintamu dengan cara yang baik. Bagaimana bisa dikatakan sebagai orang yang baik, jika pada Allah saja ia tidak takut?, jika berani mendurhaiaNya bahkan mengajakmu untuk durhaka padaNya?. Tolaklah semua ajakan pacaran, khalwat dan segala yang menyebabkan dirimu mendekati zina. Bagaimana engkau berharap ia yang baik mau memilihmu jika dirimu saja belum menjadi pribadi yang sholehah?.percayalah, yang awalnya menyenangkan itu belum tentu baik, tapi yang awalnya baik itu pasti berakhir dengan menyenangkan.

0 komentar:

Posting Komentar